Photobucket
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Selasa, Juni 23, 2009

Alun-alun Lor (SOLO)

Alun-alun Utara memiliki fungsi, antara lain:

1. Tempat berkumpul prajurid pada saat akan berangkat perang.
2. Tempat berkumpul rakyat kerajaan pada saat mendengarkan pengumuman pengumuman penting atau Undang-undang dari Raja.
3. Tempat untuk latihan perang.
4. Tempat rampokan (aduan hewan dengan hewan atau dengan manusia).
5. Tempat rakyat jelata ataupun sentono dalem dan abdi dalem melakukan topo pepe (duduk diam diantara dua pohon beringin ditengah alun-alun, untuk dapat dilihat dan dipanggil menghadap raja, sebagai upaya mencari keadilan langsung, atau mohon ampun langsung kepada raja).

Disebut dengan istilah alun-alun, karena diwaktu siang hari disaat sinar matahari panas membakar, tempat tersebut terlihat bergetar bagai ombak mengalun (bahasa Jawa: amun-amun apindo alun). Ada juga pengertian bahwa alun-alun, dari asal kata jawa alon-alon atau berjalan lambat-lambat atau sabar.

Di area Alun-alun Utara, terdpt pasang pohon beringin kembar, antara lain:

1. Dua buah beringin kembar terletak disebelah selatan Gapura Pamurakan yang dikelilingi masing masing oleh pagar tembok dan besi berwujud segi delapan. Pohon beringin disebelah Timur dinamakan Waringin Wok (beringin perempuan), tempat istirahat para prajurit Bang Wetan; dan disebelah Barat diberi nama Waringin Godeg atau Jenggot (laki-laki), tempat istirahat para prajurid Bang Kulon.Kedua beringin tersebut merupakan simbol peringatan bahwa asal kehidupan diciptakan Allah melalui pria dan wanita (ayah dan ibu), sehingga manusia ada. Sehingga dua pohon beringin tersebut juga merupakan lambang dari kesuburan.
2. Dua pohon beringin kembar terletak tepat ditengah Alun-alun Utara, yang dikenal sebagai Waringin Kurung Sakembaran. Disebut kurung, karena masing masing pohon diberi batas berupa jeruji besi disekitarnya. Pohon beringin sebelah Timur dinamakan Kyai Jayandaru (sinar kemenangan) dan beringin disebelah Barat diberi nama Kyai Dewandaru (sinar Illahi atau sinar keluhuran). Kedua beringin ini merupakan beringin yang dibawa dari karaton lama, pada saat perpindahan karaton dari Kartosura ke Surakarta.

Ringin Kurung Sakembaran mempunyai arti simbolistis:
a. Kesempurnaan hidup yang harus dicapai manusia.
b. Kemenangan dan keluhuran.
c. Kekuasaan dan kebijaksanaan raja (hayom, hayem, dan hayu).
d. Pangayoman hukum.

Dengan kata lain, makna tersebut dapat diartikan bahwa manusia harus benar-benar sudah dapat menghilangkan atau mengekang nafsu pribadinya, sehingga dapat mencapai tingkat jaya (kemenangan dalam mencapai hidup sejati). Hal ini diyakini karena bagi manusia yang telah mencapai tingkat kesempurnaan tersebut, dia akan selalu disinari oleh sinar Illahi (keluhuran budi pekerti).

1. Berkaitan dengan mitos Jawa, di dalam kehidupan masyarakat Surakarta tumbuh kepercayaan-keperyaan mengenai Ringin Sakembaran, antara lain:
Apabila seseorang mendapatkan daun beringin kurung sakembaran tersebut dua buah yang jatuh ke tanah, satu jatuh menghadap keatas dan satu jatuh menghadap kebawah (godong mlumah-kurep), maka benda tersebut dapat dipakai sebagai pusaka atau jimat yang membawa berkah selamat.
2. Apabila seseorang melakukan tirakat atau prihatin (meditasi) dibawah pohon beringin tersebut, atau berjalan mengelilingi sebanyak 7 kali, apa yang menjadi kehendaknya akan terkabulkan.

Dua pohon beringin kembar yang berada dibatas ruang Alun-alun Utara sebelah Selatan, pohon beringin sebelah Timur disebut Waringin Gung (tinggi), dan yang sebelah Barat disebut Waringin Binatur (pendek), yang mengandung arti simbolis bahwa Karaton Surakarta adalah duwur tan ngungkul-ngungkuli, andap tan keno kinungkulan (tinggi yang tak berlebihan, dan rendah tetapi tidak boleh ada yang meremehkan).
Baca Selanjutnya..

Rabu, April 29, 2009

ASAL KOTA AMBARAWA

KabarIndonesia - Pada zaman dahulu kala, di suatu wilayah di Jawa Tengah, ada sebuah desa yang dihuni oleh orang-orang yang rajin dan tekun. Mereka hidup dengan rukun dan saling membantu. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan, semua senang bergotong royong dalam melakukan tugas bersama.. Seperti pada suatu pagi, ada seorang penduduk yang memiliki hajat pesta syukuran. Tetangga-tetangga pun banyak datang berdatangan. Para lelaki menyumbangkan tenaga dengan membangun tenda tratag, mempersiapkan hiburan gamelan, dan sebagainya. Sedangkan kaum perempuannya pun dengan senang hati berkumpul untuk membantu mempersiapkan memasak. Mereka merencanakan untuk menyediakan makan yang lezat dan enak. Untuk itu, diperlukan berbagai macam peralatan memasak, seperti pisau, panci, dan banyak lagi. Maka para perempuan pun membawa pisau masing-masing dari rumah.

Ada seorang ibu yang sedang mengandung, yang ingin ikut membantu dalam kegiatan memasak bersama itu. Dia pun bermaksud membawa sebuah pisau dari rumahnya. Tetapi sayangnya dia tidak dapat menemukan sebuah pisau pun di dapurnrya. Maka diputuskannya untuk meminjam pisau dari suaminya. Dia bergegas menemui suaminya, meminta izin untuk meminjam pisau.

"Pak, bolehkan aku meminjam pisaumu?" tanya si istri lembut.

"Pisauku? Untuk apa, Bu?" suaminya ganti bertanya heran. "Bukankah di dapur Engkau memiliki beberapa pisau, mengapa Engkau meminjam pisauku?" sambungnya. "Aku memang memiliki beberapa pisau. Tetapi entah mengapa aku tidak bisa menemukannya barang satu pun. Aku memerlukannya untuk membantu tetangga kita, untuk memasak bersama. Boleh, ya, Pak?" kata si istri.Suaminya berpikir sejenak, menghela nafas, kemudian akhirnya berkata, "Baiklah. Engkau boleh meminjam pisauku. Tetapi ingat, Bu, jangan sekali-kali Engkau menyelipkannya di dadamu. Berbahaya. Apalagi mengingat Engkau sedang mengandung anak kita. Daripada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, jagalah selalu pisauku ini."

Si istri mengangguk menurut. "Baik, Pak, terima kasih. Pisau ini akan kujaga, tidak akan hilang." katanya. "Kalau begitu aku berangkat dulu ke rumah tetangga, ya, Pak."

"Baik, Bu, berhati-hatilah. Sekali lagi, jangan Kausimpan pisau itu dengan cara menyelipkannya di dadamu." Si istri kembali mengangguk dan beranjak pergi menuju ke rumah tetangganya. Maka perempuan itu pun mulai memasak bersama dengan perempuan-perempuan lain. Pada waktu memasak, semuanya sibuk, dan tak ada tempat untuk menyimpan pisau. Tanpa disadari, perempuan tadi menyimpan pisau suaminya di dadanya. Rupa-rupanya dia melupakan nasihat suaminya tadi. Dan karena dirasa semuanya baik-baik saja, dan ketika kegiatan memasak sudah selesai, dia pun pulang ke rumahnya.

Beberapa bulan berlalu, tibalah waktunya bagi perempuan itu untuk melahirkan. Alangkah terkejutnya dia, ketika mendapati anaknya berwujud seekor ular! Bukan seorok bayi, melainkan binatang melata yang begitu panjang. Kedua orang tuanya segera memahami, bahwa ini adalah akibat perbuatan si istri yang menyelipkan pisau di dadanya sewaktu mengandung. Maka segera setelah kelahiran anaknya itu, mereka berdoa meminta petunjuk kepada Yang Kuasa, apa yang sebaiknya mereka lakukan.

Yang Kuasa pun memberi jawaban atas pertanyaan mereka, "Pisau itu bukan pisau biasa, dan anakmu pun bukan ular biasa. Dia adalah Baruklinting, salah satu utusanku. Bawalah dia ke bukit di desa, dan biarlah dia bertapa dengan cara mengelilingi bukit itu dengan tubuhnya. Seluruh tubuhnya haruslah dapat mengelilingi bukit itu."

Maka berangkatlah Baruklinting ke bukit desa, dan mengelilingi bukit itu untuk bertapa. Walaupun bukit itu tidak begitu besar, dan tubuh Baruklinting pun cukup panjang, akan tetapi seluruh panjang tubuhnya belum mencukupi untuk mengelilingi bukit tersebut. Ujung kepalanya belum dapat bertemu dengan ujung ekornya, hanya kurang beberapa sentimeter. Tetapi Baruklinting bertekad untuk mematuhi perintah Yang Kuasa. Maka dia pun menjulurkan lidahnya, dan dengan demikian seluruh bukit itu dapat dijangkaunya.

Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan pun berganti. Baruklinting bertapa selama bertahun-tahun lamanya. Kedua orang tuanya sudah meninggal, dan orang-orang yang hidup di desa pun sudah banyak yang berganti. Tanah tempatnya bertapa, bahkan tubuhnya sendiri, mulai tertutupi rumput.Suatu saat, penduduk desa itu berniat untuk mengadakan kegiatan bersih desa. Sebagai ungkapan syukur atas segala rezeki yang diterima, juga permohonan agar dijauhkan dari marabahaya, penduduk desa akan membersihkan seluruh pelosok desa. Maka setiap orang pun bergotong-royong untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ada yang menyiangi rumput, merapikan tanaman, bahkan ada yang membersihkan sungai. Ada juga beberapa warga yang sampai di kaki bukit untuk membersihkan daerah itu. Mereka bekerja dengan menggunakan celurit, parang, dan lain-lain.

Siang itu, saat melepas penat, beberapa penduduk beristirahat sambli duduk-duduk di kaki bukit. Tanpa disengaja, seseorang menancapkan parangnya ke tanah. Betapa terkejutnya dia dan penduduk desa lain, karena mendapati darah keluar dari tanah yang mereka duduki. Mereka pun segera membersihkan rerumputan yang ada, dan mereka mendapati seekor ular mengelilingi bukit tersebut.

"Kawan-kawan, marilah kita sembelih ular ini, dan dagingnya kita buat pesta untuk seluruh desa!" ajak seorang dari mereka. Semua menyetujui rencana itu. Kaum perempuan kembali disibukkan dengan kegiatan memasak bersama, sedangkan kaum laki-laki juga sibuk mempersiapkan keperluan pesta. Mereka bergotong royong bersama. Maka mereka pun menyembelih ular itu, memotong-motongnya menjadi bagian kecil-kecil untuk disantap bersama. Daging ular itu begitu besar, sehingga setiap warga desa dapat menikmati masakan daging ular tersebut.Dari sekian banyak potongan daging-daging kecil itu, tanpa disadari, ada sepotong daging yang menjelma menjadi seorang bocah laki-laki. Dialah Baruklinting, utusan Yang Kuasa, yang belum menyelesaikan pertapaannya. Dia kurus, dekil, dan penuh kudis di sekujur tubuhnya, bahkan menebarkan bau yang tidak sedap.

Kehadirannya begitu mencolok di tengah-tengah pesta desa, di mana orang-orang lain berdandan rapi dan harum. Mereka makan dan minum sepuasnya, berpesta bersama. Baruklinting mendekat ke arah penduduk desa, dan menemui beberapa orang warganya.
"Tuan, nampaknya Tuan sedang berpesta. Bolehkan saya meminta sedikit makanan?" tanyanya kepada seorang laki-laki gagah. Lelaki itu mengernyitkan dahinya, lalu menutup hidungnya karena bau yang tidak sedap dari tubuh Baruklinting. "Siapa kau?" laki-laki itu balas bertanya."Namaku Baruklinting, Tuan. Saya melihat ada banyak makanan di sini, dan saya lapar sekali, Tuan. Kasihanilah saya," katanya memelas.

"Baruklinting? Aku tidak mengenalmu. Engkau bukan penduduk desa ini. Dengan tubuh dekil, kudisan, dan bau seperti itu, Engkau tidak pantas makan bersama-sama dengan kami. Pergilah!" laki-laki itu mengusirnya.

Baruklinting kemudian mendekat kepada seorang perempuan di sana."Nyonya, bukankah Nyonya yang memasak semua makanan ini?" tanyanya lemah. Perempuan itu memandang Baruklinting dengan heran. Dia pun segera menutup hidungnya, tidak tahan dengan bau tubuh Baruklinting. "Memang betul, kami kaum perempuan yang memasaknya. Kaum lelaki mendepatkan seekor ular yang besar, cukup untuk dimakan seluruh penduduk desa ini. Maka kami pun memotong-motong daging ular itu dan memasaknya" jawabnya. "Bolehkah aku minta sedikit masakan Nyonya?" tanya Baruklinting. Perempuan itu menggeleng.

"Tidak, tidak. Pergilah kau, tubuhmu kudisan dan bau. Selera makan penduduk desa ini akan hilang karenamu. Pergilah!" perempuan itu pun mengusir Baruklinting pergi.

Untuk ketiga kalinya, Baruklinting mendekat ke arah penduduk desa. Kali ini dia menuju ke seorang anak laki-laki. "Kak, bolehkah aku ikut makan bersamamu? Maukah engkau membagi sedikit makananmu untukku?" tanyanya. Anak laki-laki itu terkejut, dan langsung pergi tanpa menjawab. Dia merasa takut dan jijik melihat rupa Baruklinting. Baruklinting merasa sedih, karena penduduk desa itu tidak mau berbagi, dan hanya menilai seseorang berdasarkan penampilan luar saja. Semua hanya mementingkan pesta dan senang-senang, tanpa menghiraukan orang yang kekurangan.

Maka Baruklinting kemudian mengambil sebatang lidi dan membawanya ke tengah-tengah pesta. Orang-orang merasa heran atas tingkah lakunya. Baruklinting menancapkan lidi itu di tanah, kemudian berkata dengan lantang, "Hai kalian semua, kalian yang gagah dan pemberani, coba lihat ke sini. Aku mengadakan sayembara bagi kalian : Siapa yang bisa mencabut lidi ini, akan mendapat hadiah!" kata Baruklinting dengan entengnya. Setiap orang di situ terperangah. Mencabut sebatang lidi dari tanah, yang ditancapkan oleh seorang bocah kurus dekil, tentu bukanlah hal yang sulit. Mereka adalah orang-orang yang sehat dan berbadan tegap. Dan setiap orang menginginkan hadiah.Maka satu per satu mulai mencoba mencabut lidi kecil itu. Tetapi anehnya, tidak ada satu orang pun yang mampu melakukannya. Dari anak kecil, pemuda kekar, ibu rumah tangga, sampai kakek-kakek, semua tidak mampu mencabut lidi itu. Lidi tersebut seolah-olah memiliki akar kuat yang menancap di tanah itu.

Ketika setiap orng sudah menyerah, maka Baruklinting pun maju ke depan dan berkata "Wahai semua penduduk desa, ketahuilah, aku adalah utusan dari Yang Kuasa yang sedang bertapa di kaki bukit. Pertapaanku telah kalian ganggu. Kalian memasak dagingku untuk pesta ini. Dan yang lebih memprihatinkan, kalian tidak mau berbagi kepada sesama yang kekurangan. Seharusnya kalian malu, karena menilai anak kudisan tidak layak makan bersama, padahal dia juga ciptaan Tuhan." Setiap orang merasa sadar dan malu."Maka hari ini Yang Kuasa akan menghukum kalian."

Baruklinting mecabut lidi tersebut, dan dari lubang bekas lidi itu memancar air. Air mengalir terus-menerus, bahkan mulai membanjiri pemukiman penduduk. Mereka pun berlarian menyelamatkan diri. Tetapi terlambat, air sudah menggenangi seluruh daerah itu, menjadi sebuah rawa. Dan sejak saat itu, dari kata amba yang berarti luas, dan rawa, daerah di sekitar itu dikenal dengan nama Ambarawa. Itulah asal mula nama Kota Ambarawa, yang mengingatkan kita pada legenda Baruklinting dan nasihatnya untuk tidak membeda-bedakan sesama yang membutuhkan pertolongan. (Diceritakan kembali oleh Lucia)
Baca Selanjutnya..

Selasa, April 28, 2009

WERKUDORO


Werkudoro adalah sosok pahlawan dalam dunia wayang kulit yang aneh: ia tidak memiliki postur tubuh seorang ksatria pada umumnya, seperti postur tubuh Harjuna misalnya, tapi berpostur tubuh raksasa: tinggi besar, dengan suara menggelegar. Yang juga menarik dari watak Werkudoro adalah: dia tidak bisa menggunakan bahasa Jawa yang halus, yang sangat ketat dalam hal tata krama dan unggah-ungguh. Dia hanya bisa menggunakan bahasa Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa kasar, bahasa Jawa dari tingkatannya yang paling rendah. Tapi Werkudoro inilah, yang tidak pandai menggunakan bahasa dengan halus, yang menjadi pralambang kejujuran dalam dunia wayang kulit. Dia adalah sosok yang jujur dan satu-satunya tokoh wayang yang dikisahkan berani menyelami Samodera Minang Kalbu sampai ke dasarnya, dan bertemu dengan Guru Sucinya yaitu, Sang Hyang Dewa Ruci.

Yang menarik untuk diamati dari sosok Werkudoro ini adalah: nampaknya ada kontradiksi antara penggunaan bahasa yang halus dan lembut di satu sisi, dan kejujuran yang lugas di sisi lain. Dus, bahasa mungkin bisa digunakan sebagai alat untuk berbohong, baik membohongi diri sendiri maupun membohongi publik.

Dalam ilmu bahasa misalnya, dikenal gaya bahasa eufemisme: yaitu gaya bahasa untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih halus, sehingga tidak terdengar kasar atau jorok. Ketika seseorang mau ke WC misalnya, akan dianggap lebih sopan jika dia berkata, "Saya mau ke kamar kecil." Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa Jawa, adalah bahasa yang kaya dengan eufemisme semacam ini. Di masa lalu istilah pelacur dianggap terlalu kasar, sehingga disebut wanita tuna susila, gelandangan lebih 'terhormat' jika disebut tunawisma, dan orang yang kerjanya cuma luntang-lantung karena tidak punya pekerjaan disebut tunakarya. Begitulah dengan eufemisme, sesuatu yang sebenarnya kurang baik, bisa terdengar lebih sopan. Mungkin ini akan berguna dalam berinteraksi dengan orang lain: agar kita tidak menyinggung perasaannya.

Namun celakanya eufemisme ini bisa juga menjadi alat tipu-diri yang ampuh. Berikut ini adalah contoh yang saya amati dalam pemakaian bahasa Jawa sehari-hari: acara main (judi) di tempat orang punya gawe, misalnya, disebut sebagai tirakatan. Ketika anak-anak muda bergerombol dan mau cari minuman keras, mereka menyebutnya golek anget-anget. Ketika kita mau utang duit, kita malu menyebutnya utang, tapi nyrempet. Ketika seorang anak bodoh di sekolah, dia disebut kendho. Ketika ada seorang pejabat desa yang mabuk dan melakukan hal-hal yang tidak senonoh, dia dikatakan lagi kurang penak awake. Ketika seorang istri yang sudah setengah umur dan mengajak seorang anak muda untuk berselingkuh, dia bilang: kanggo jamu.... Sedangkan di Solo ada juga sate jamu, yaitu rica-rica daging anjing.

Saya juga pernah mendengar seorang guru yang berkata: kalau guru di Indonesia itu telah dibohongi, mereka diberi gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Gelar yang sangat angker dan serem, tapi jika kesejahteraan tidak dipikirkan, apa disuruh makan gelar? Begitulah dia misuh-misuh.

Ketika penggunaan bahasa telah menjadi sedemikian manipulatif-nya, mungkin kita perlu ingat sosok Arya Bima Sena atau Werkudoro yang tidak pandai menggunakan bahasa yang lembut dan halus, yang kata-katanya langsung dan lugas, tanpa tedeng aling-aling. Memang kata-kata yang langsung dan lugas bisa jadi menyakitkan, sama menyakitkannya ketika mencabut sebutir peluru yang sudah terlanjur bersarang dalam tubuh... tapi bagaimanapun, itu jauh lebih baik daripada membiarkan peluru itu bersarang di sana.

Baca Selanjutnya..

Jumat, April 10, 2009

PUNOKAWAN

1. Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Dalam wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah (abdi dari Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa)

2. Semar adalah pengasuh dari Pendawa. Alkisah, ia juga bernama Hyang Ismaya. Mekipun ia berwujud manusia jelek, ia memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan melebihi para dewa.

3. Gareng adalah anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng adalah seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya kadang- kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan. Ia pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Ia diangkat sebagi raja atas nama Dewi Sumbadra. Ia sangat sakti dan hanya bisa dikalahkan oleh Petruk.

4. Petruk anak Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, panda berbicara, dan juga sangat lucu. Ia suka menyindir ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya. Petruk pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan ia melarikan ajimat Kalimasada. Tak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.

5. Bagong berarti bayangan Semar. Alkisah ketika diturunkan ke dunia, Dewa bersabda pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong. Bagong itu memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga sangat lucu.
Baca Selanjutnya..

Selasa, April 07, 2009

TIRTA

Tirtha adalah air suci, yaitu air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu. Pada umumnya tirtha itu diperoleh melalui dua cara, yaitu:
1. Dengan cara memohon di hadapan palinggih Ida Bhatara melalui upacara tertentu. Tirtha yang diperoleh dengan cara ini pada umumnya disebut orang tirtha wangsuh pada atau banyun cokor
2. Dengan cara membuat (ngareka) yang dilakukan dengan mengucapkan puja-mantra tertentu, oleh beliau yang memiliki wewenang untuk itu. Tirtha yang diperoleh dengan cara ini antara lain adalah: tirtha panglukatan, tirtha prayascita, tirtha durmanggala dan sebagainya, dan juga tirtha-tirtha untuk pamuput upacara yadnya, seperti tirtha pangentas, tirtha panembak dan sebagainya.
Adapun tirtha yang digunakan setelah selesai sembahyang adalah tirtha wangsuh pada Ida Bhatara. Tirtha ini dipercikan di kepala, diminum dan dipakai mencuci muka. Hal ini dimaksudkan agar pikiran dan hati orang menjadi bersih dan suci, yaitu bebas dari segala kekotoran, noda dan dosa, kecemaran dan sejenisnya. Kebersihan dan kesucian hati adalah pangkal ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan lahir bathin.
Baca Selanjutnya..

Sabtu, April 04, 2009

FENOMENA BENCANA SITU GINTUNG

Sebagaimana pada berbagai malapetaka lainnya, tragedi jebolnya tanggul situ gintung beberapa hari yang lalu mendapat perhatian yang besar dari masyarakat. Apalagi, perhatian terhadap yang aneh-aneh. Perhatiannya bisa melebihi perhatian terhadap penderitaan para korban. Ya, terkadang “perhatian” masyarakat itu sendiri terlihat aneh juga. Apa sajakah keanehan yang terkait dengan tragedi Situ Gintung ini? Berikut ini informasi-informasi paling aneh yang dapat aku himpun sejauh ini.

1. Sejak 2 tahun ini masyarakat sekitar tanggul sudah kwatir, tetapi kekawatiran ini kurang mendapat respon pemerintah.
Padahal pada Nopember 2008 lalu tanggul Situ Gintung pernah jebol walau belum parah. Anehnya, Pemerintah belum berbuat secukupnya untuk mengatasinya. Bahkan early warning system (sistem peringatan dini) pun belum dibuat.

2. Dikabarkan, “Detik-detik jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, Banten,berhasil direkam”. Perhatikan! Merekam peristiwa yang menyedihkan ini dipandang sebagai prestasi alias kesuksesan alias keberhasilan. Aneh, ‘kan? Seandainya “jebolnya tanggul Situ Gitung berhasil dicegah”, bukankah ini yang lebih layak kita pandang sebagai keberhasilan? Mengapa tidak kita katakan saja, “Detik-detik jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, Banten, telah direkam”?

3. Situ Gintung merupakan lokasi wisata. Anehnya, “pengunjung” justru membludak setelah tanggul itu rusak total dan tidak indah lagi. Ternyata,Lokasi jebolnya tanggul Situ Gintung jadi tontonan. Apakah tempat-tempat wisata kita perlu dirusak total supaya pengunjungnya ramai?

4. Pesan-peasn politik di Situ Gintung. Ini dia beritanya:
“Bagaimana, apa sudah ada wartawan di lokasi? Kalau sudah, sembako kita bagikan saja,” ujar seorang caleg parpol berbicara di telepon seluler.
Setelah menutup telepon, caleg itu kemudian bergegas ke lokasi bencana banjir Situ Gintung dengan dibantu beberapa kader partainya.
Pada masa kampanye seperti ini kader dan partai politik sepertinya tidak mau kehilangan momen tebar pesona, bahkan di tempat bencana sekalipun.
Dengan dalih memberi bantuan untuk korban tragedi Situ Gintung, sejumlah caleg partai politik mau repot-repot memberi langsung bantuan ke keluarga korban bencana. Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan posko bantuan lengkap dengan atribut partai dan nama caleg bersangkutan.
Para caleg parpol tampaknya sudah siap dengan situasi seperti ini. Mereka datang bak pahlawan yang siap menanggung bersama kesusahan orang lain.
Mereka tidak hanya sigap mendatangi korban, tetapi juga cepat mengurusi hal-hal yang kecil. Tidak butuh waktu yang lama, spanduk besar bertulisan ”Posko Bantuan Bencana Banjir Situ Gintung, Caleg Nomor …” sudah terpampang di depan posko.

5. Ikan Patin seberat kurang lebih 45 kg yang ditemukan di dekat tanggul Situ Gintung menjadi primadona dadakan. Ikan raksasa penghuni Situ Gintung itu mungkin akan dimasak dan disantap bersama-sama. Begitulah beritanya. Kemudian, seorang pembaca berkomentar: “ itu sebenarnta Tim Sar atau nelayan ? kok malah pada cari ikan semua …..

6. Subhanallah “Masjid utuh berdiri di bencana Jebol tanggul Situ Gintung “. Ini memang bisa dipandang aneh. Namun lebih aneh lagi kalau kejadian ini dipandang sebagai mukjizat dari Tuhan bagi umat Islam. Jika utuhnya itu dianggap lantaran kesucian masjid itu, maka bukankah ada bangunan lain “yang lebih suci” daripada masjid tersebut namun beberapa kali mengalami kerusakan lantaran banjir?

7. Menurut PosKota, tragedi Situ Gintung ini terjadi karena “ Nyi Mas Melati minta tumbal “. Ini dia beritanya:
Di balik tragedi Situ Gintung yang menewaskan puluhan orang, banyak cerita misteri yang mengiringi danau seluas 21 Ha tersebut. Seminggu sebelum tanggul jebol, ada informasi kalau sang penunggu, Nyi Mas Melati menampakkan diri dengan berpakaian serba putih di tengah Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat.
Kejadian ini termasuk langka dan jarang terjadi terlebih setelah adanya ‘Pulau Bergeser’ di Situ Gintung tahun 1986. Saat itu, menurut Abah Nur, 76, tokoh masyarakat yang yang tinggal sejak tahun 1965, ada cerita munculnya ular besar yang berdiameter sebatang pohon kelapa.
“Setelah munculnya ular raksasa di tengah situ, tiba-tiba timbul gundukan tanah atau yang disebut sebagai pulau kecil di dalam Situ Gintung yang bergeser ke tengah-tengah setu. “Pulau itu terlihat saat air setu menyusut atau kering. Tapi kalau meluap tak terlihat sama sekali,” kata Abah Nur. Aroma mistik tersebut kembali muncul seminggu lalu, saat sejumlah warga yang sedang memancing sekitar Pk. 18:30 melihat munculnya sinar terang di tengah situ. Sinar itu menggambarkan wanita berparas cantik yang lebih dikenal warga sekitar sebagai Nyi Mas Melati, sang penunggu situ yang dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda.
Anehnya, kalau memang firasat/ramalan seperti itu sudah ada sebelumnya, mengapa baru disebarluaskan setelah terjadi tragedi? Mengapa itu tidak disebarluaskan sebelumnya supaya tidak ada korban?
Baca Selanjutnya..

Senin, Maret 16, 2009

Semar dan Wahyu


Batara Semar atau Batara Ismaya, yang hidup di alam Sunyaruri, sering turun ke dunia dan manitis di dalam diri Janggan Semarasanta, seorang abdi dari Pertapaan Saptaarga. Mengingat bahwa bersatunya antara Batara Ismaya dan Janggan Semarasanta yang kemudian populer dengan nama Semar merupakan penyelenggaraan Illahi, maka munculnya tokoh Semar diterjemahkan sebagai kehadiran Sang Illahi dalam kehidupan nyata dengan cara yang tersamar, penuh misteri.

Dari bentuknya saja, tokoh ini tidak mudah diterka. Wajahnya adalah wajah laki-laki. Namun badannya serba bulat, payudara montok, seperti layaknya wanita. Rambut putih dan kerut wajahnya menunjukan bahwa ia telah berusia lanjut, namun rambutnya dipotong kuncung seperti anak-anak. Bibirnya berkulum senyum, namun mata selalu mengeluarkan air mata (ndrejes). Ia menggunakan kain sarung bermotif kawung, memakai sabuk tampar, seperti layaknya pakaian yang digunakan oleh kebanyakan abdi. Namun ia adalah Batara Ismaya atau Batara Semar, seorang Dewa anak Sang Hyang Wisesa, pencipta alam semesta.

Semar selain sosok yang sarat misteri, ia juga merupakan simbol kesempurnaan hidup. Di dalam Semar tersimpan karakter wanita, karakter laki-laki, karakter anak-anak, karakter orang dewasa atau orang tua, ekspresi gembira dan ekspresi sedih bercampur menjadi satu. Kesempurnaan tokoh Semar semakin lengkap, ditambah dengan jimat Mustika Manik Astagina pemberian Sang Hyang Wasesa, yang disimpan di kuncungnya. Jimat tersebut mempunyai delapan daya yaitu; terhindar dari lapar, ngantuk, asmara, sedih, capek, sakit, panas dan dingin. Delapan macam kasiat Mustika Manik Astagina tersebut untuk menggambarkan walaupun Semar hidup di alam kodrat, ia berada di atas kodrat. Ia adalah simbol misteri kehidupan dan kehidupan itu sendiri.

Jika dipahami hidup merupakan anugerah dari Sang Maha Hidup, maka Semar merupakan anugerah Sang Maha Hidup yang hidup dalam kehidupan nyata. Tokoh yang diikuti Semar adalah gambaran riil, bahwa sang tokoh tersebut senantiasa menjaga, mencintai dan menghidupi hidup itu sendiri, hidup yang berasal dari Sang Maha Hidup. Jika hidup itu dijaga, dipelihara dan dicintai maka hidup tersebut akan berkembang mencapai puncak dan menyatu kepada Sang Sumber Hidup, manunggaling kawula lan Gusti. Makna simbol yg terkandung dalam tokoh Semar, maka hanya melalui Semar, bersama Semar dan di dalam Semar, orang akan mampu mengembangkan hidupnya hingga mencapai kesempurnaan dan menyatu dengan Tuhannya.

Sebagai symbol proses kehidupan yang akhirnya dapat membawa kehidupan seseorang kembali dan bersatu kepada Sang Sumber Hidup, Semar menjadi tanda sebuah rahmat Illahi (wahyu) kepada titahnya, Ini disimbolkan dengan kepanjangan nama dari Semar, yaitu Badranaya. Badra artinya Rembulan, atau keberuntungan yang baik sekali. Sedangkan Naya adalah perilaku kebijaksanaan. Semar Badranaya mengandung makna, di dalam perilaku kebijaksanaan, tersimpan sebuah keberuntungan yang baik sekali, bagai orang kejatuhan rembulan atau mendapatkan wahyu.

Dalam lakon wayang, yang bercerita tentang Wahyu, tokoh Semar Badranaya menjadi rebutan para raja, karena dapat dipastikan, bahwa dengan memiliki Semar Badranaya maka wahyu akan berada dipihaknya.

Menjadi menarik bahwa ada dua sudut pandang yang berbeda, ketika para satria raja maupun pendeta memperebutkan Semar Badranaya dalam usahanya mendapatkan wahyu.

Sudut pandang pertama, mendudukkan Semar Badranaya sebagai sarana phisik untuk sebuah target. Mereka meyakini bahwa dengan memboyong Semar, wahyu akan mengikutnya sehingga dengan sendirinya sang wahyu didapatkan. Sudut pandang ini kebanyakan dilakukan oleh kelompok Kurawa atau tokoh-tokoh dari sabrang, atau juga tokoh lain yang hanya menginginkan jalan pintas, mencari enaknya sendiri. Yang penting mendapatkan wahyu, tanpa harus menjalani laku yang rumit dan berat.
Sudut pandang ke dua adalah mereka yang mendudukan Semar Badranaya sebagai sarana batin untuk sebuah proses. Konsekwensinya bahwa mereka mau membuka hati agar Semar Badranaya masuk, tinggal dan menyertai kehidupannya, sehingga dapat berproses bersama meraih Wahyu. Penganut pandangan ini adalah kelompok dari keturunan Saptaarga.

Dari ke dua sudut pandang itulah terjadilah konflik, dalam usahanya memperebutkan turunnya wahyu. Dan tentu saja berakhir dengan kemenangan kelompok Saptaarga.

Mengapa wahyu selalu jatuh kepada keturunan Saptaarga? Karena keturunan Saptaarga selalu mengajarkan perilaku kebijaksanaan, semenjak Resi Manumanasa hingga sampai Harjuna. Di kalangan Saptaarga ada warisan tradisi spiritual yang kuat dan konsisten dalam hidupnya. Tradisi tersebut antara lain; sikap rendah hati, suka menolong sesama, tidak serakah, melakukan tapa, mengurangi makan dan tidur dan laku lainnya. Karena tradisi-tradisi itulah, maka keturunan Saptaarga kuat diemong oleh Semar Badranaya.

Masuknya Semar Badranaya dalam setiap kehidupan, menggambarkan masuknya Sang Penyelenggara Illahi di dalam hidup itu sendiri. Maka sudah sepantasnya, anugerah Ilahi yang berwujud wahyu akan bersemayam di dalamnya. Karena apa yang tersembunyi di balik tokoh Semar adalah Wahyu. Wahyu yang disembunyikan bagi orang tamak dan dibuka bagi orang yang hatinya merunduk dan melakukan perilaku kebijaksanaan. Seperti yang dilakukan keturunan Saptaarga
Baca Selanjutnya..

Minggu, Maret 15, 2009

WAHYU


Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa wahyu adalah wujud kelimpahan rahmat dan pencerahan Tuhan kepada seseorang. Sehingga orang yang mendapat wahyu atau kewahyon, dapat dikatakan hidupnya berhasil secara lahir dan batin. Dengan demikian wahyu dimaknai sebagai tanda perubahan seseorang mengarah kepada kebaikan, kesuksesan dan kemasyhuran yang berguna bagi kesejahteraan banyak orang. Perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari sebuah keprihatinan yang dibarengi laku batin. Pada umumnya laku batin adalah; bertapa, berpuasa, berpantang, mengurangi tidur, pergi kesuatu tempat yang dianggap sakral dan laku yang lain. Itu semua merupakan wujud kesungguhan dari usaha manusia dalam mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakan.

Namun tidak semua orang yang menjalani laku batin tersebut ke jatuhan wahyu. Mengingat bahwa wahyu adalah anugerah dari Tuhan kepada manusia, maka tentu saja wahyu tidak dapat dikejar, apalagi dipaksa untuk jatuh dan tinggal pada orang tertentu. Karena jika yang terjadi demikian akan bertentangan dengan karakteristik wahyu, yaitu sebuah tanda perubahan yang mengarah pada hal-hal kebaikan.

Secara phisik wahyu berujud cahaya yang turun dari langit, besarnya hampir sama dengan bulan. Cahaya wahyu terjadi dari campuran sinar manik-manik emas dan salaka (logam putih), sehingga menimbulkan cahaya putih ke hijau-hijauan. Bagi masyarakat, terutama yang masih berpegang pada tradisi turun-temurun, jatuhnya sebuah wahyu yang sesungguhnya pada suatu tempat, merupakan tanda bahwa dari tempat tersebut nantinya akan muncul seorang yang sukses besar, baik dalam bidang derajat kepangkatan maupun kelimpahan harta benda, yang dapat dirasakan masyarakat luas. Biasanya Wahyu turun pada jam-jam keramat, yaitu berkisar pada pukul 03.00 dini hari.

Selain Wahyu, ada empat macam cahaya yang jatuh dari langit, masing-masing mempunyai nama dan karakteristik berbeda, yaitu:

* Andaru; berujud sinar berwarna kuning kemilau yang pinggirnya kemerah-merahan, terjadi dari campuran sinar manik-manik emas, tembaga dan timah. Seseorang yang kejatuhan Andaru, akan menjadi kaya, dengan mendapatkan kelimpahan harta benda, yang dapat menyenangkan banyak orang. Dengan demikian orang yang mendapatkan Andaru akan di sujudi orang banyak. Andaru berkarakter kebendaan, sehingga ia akan memilih seseorang yang menjalani laku batin karena keprihatinannya akan kemiskinan hidupnya.

* Pulung; cahaya yang jatuh dari langit dengan warna biru ke hijau-hijauan. cahaya tersebut terjadi dari sinar manik-manik emas dan tembaga. Seseorang yang kejatuhan Pulung hidupnya akan dipenuhi oleh belas kasihan kepada sesama, sehingga ia akan di segani dan dihormati banyak orang. Pulung berkarakter cinta kasih, sehingga jatuhnya Pulung akan memilih orang yang menjalani upaya lahir batin atas keprihatinannya mengamalkan cintakasih kepada sesama, dalam mewujudkan keindahan, ketentraman dan kedamaian dunia, Amemayu Hayuning Bawana.

* Guntur; Cahaya berwarna ungu, pinggirnya berwarna merah muda, yang terjadi dari campuran tiga sinar, yaitu tembaga, garam dan belerang. Bagi orang yang kejatuhan Guntur, hidupnya akan menjadi besar karena kebengisan dan ketamakannya. Sepak terjangnya membuat banyak orang takut dan tercekam. Guntur berkarakter angkaramurka, dan cocok bagi orang yang sedang menjalani laku dengan tujuan menjadi orang besar dan mampu memerintah dan menguasai orang banyak.

* Teluhbraja; wujudnya sinar yang jatuh dari langit dengan warna merah, pinggirnya berwarna biru. Terjadi dari campuran tiga sinar, yaitu timah, tembaga dan belerang. Seseorang yang berwatak iri hati, licik dan senang mencelakai orang lain, jika mempunyai keingingan menjadi besar dengan dibarengi laku batin, maka yang akan jatuh dan memberi tambahan daya kekuatan dalam hidupnya adalah Teluhbraja. Karena karakter Teluhbraja cocok dengan karakter orang tersebut, yaitu menimbulkan banyak orang celaka dan susah. Dipercaya, jika disuatu tempat jatuh sebuah sinar yang berwarna merah kebiru-biruan, itu namanya Teluhbraja, dan akibatnya di daerah tersebut akan timbul bencana yang menyengsarakan orang banyak.

Dapat dimaknai bahwa keprihatinan, usaha dan gerakan lahir batin seseorang, atau putaran jagad cilik , berpengaruh langsung dengan kehidupan alam semesta dan manusia diluar dirinya.

Ketika batin seseorang bergerak dengan dibarengi laku, maka akan menimbulkan energi berkekuatan magnit yang dapat menarik energi alam semesta. Semakin berat laku batin seseorang, semakin cepat putaran yang digerakan dan akan semakin kuat daya magnetisnya dalam menyedot energi alam semesta.

Jika yang digerakan mengandung energi kebaikan dan keluhuran, maka yang masuk dinamakan Wahyu. Jika yang digerakan berupa energi cinta dan belas kasihan, maka energi yang masuk dinamakan Pulung. Demikian pula jika yang digerakan adalah energi derajat dan pangkat, maka yang singgah dan masuk didalamnya dinamakan Andaru. Sedangkan Teluhbraja dan Guntur akan memberi energi kepada orang yang menggerakan energi angkaramurka dan ketamakan.

Saat bersatunya energi seseorang dengan energi alam semesta itulah yang ditandai dengan jatuhnya sebuah sinar. Dengan mengenali ciri-cirinya dari masing-masing sinar yang jatuh disuatu tempat pada dini hari, apakah itu sinar Wahyu, Andaru, Pulung, Teluhbraja dan Guntur, paling tidak orang akan mampu menangkap pertanda alam untuk meprediksi apa yang akan terjadi. Dan itu merupakan awal dari sebuah peringatan bagi orang yang berada disekitarnya, agar siap dan waspada menghadapi perubahan seseorang entah baik atau buruk, yang akan berdampak langsung secara luas.
Baca Selanjutnya..

Jumat, Maret 13, 2009

CANDI BOROBUDUR



Baca Selanjutnya..

Semar


Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:

1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan

kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu

1. Batara Semar.
2. Batara Ismaya.
3. Batara Iswara.
4. Batara Samara.
5. Sanghyang Jagad Wungku.
6. Sanghyang Jatiwasesa.
7. Sanghyang Suryakanta.

Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia. Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak yaitu:

1. Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan.
2. Batara Siwah.
3. Batara Wrahaspati.
4. Batara Yamadipati.
5. Batara Surya.
6. Batara Candra.
7. Batara Kwera.
8. Batara Tamburu.
9. Batara Kamajaya.
10. Dewi Sarmanasiti.

Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.

Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.

Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.

Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.

Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.

SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.
Baca Selanjutnya..

Rabu, Maret 11, 2009

Minggu, Maret 08, 2009

Misteri Susah Jodoh

Tubuhnya cukup berisi, supel dan simpatik. Ia pun bekerja di sebuah perusahaan ternama. Pertanyaan yang muncul kemudian, adakah sesuatu yang bersifat adikodrati yang melatarbelakangi nasib buruknya itu, misalnya ditaleni, dibuntu, karma dan lain-lainnya. Mungkin yang lebih unik untuk ditelisik, rata-rata sangkal jodoh itu diderita oleh wanita.

Menurut orang-orang tua dulu, masalah jodoh adalah rahasia Tuhan. Jodoh dianggap sebagai rahasia terbesar alam semesta, selain kematian. Sehingga tidak satu pun makhluk yang mampu mengungkapkannya. Tak heran, banyak orang yang dibuat penasaran dengan masalah jodoh ini.

Jika seorang gadis tak kunjung menemukan jodoh memang banyak sebabnya. Adapun, sebab utama yang terbesar pada umumnya berasal dari dalam diri yang bersangkutan. Biasanya dalam drinya sedang terjangkiti sengkala.

“Bila si gadis sudah ngebet nikah, tetapi tak kunjung menemukan jodohnya, bisa jadi karena ada sengkala dalam dirinya. Sengkala inilah yang menghalanginya untuk mendapatkan jodoh. “Sengkala ini tidak kasat mata. Akibatnya bisa nyata. Misalnya, lelaki tidak mau mendekatinya, karena wajahnya berubah tua atau tidak menarik. Umumnya yang mengalami sengkala ini memang para gadis.

Melecehkan Orang Yang Naksir

Menurutnya, sengkala atau problem gaib itu bisa disebabkan beberapa hal. Di antaranya, karena orang yang bersangkutan mendapatkan bumerang dari perbuatannya sendiri di masa lampau. Artinya, dulunya ia pernah menanam angin dan kini sedang menuai badai. Bisa dikarenakan, ia pernah melecehkan orang yang naksir kepadanya atau ia menolak cinta orang tersebut, hingga menyakiti hatinya.

Banyak yang dikarenakan jodohnya ditaleni atau dibuntu lelaki. Kasusnya hampir seragam, dulunya ia menolak cinta, dengan cara menyakitkan hati, sehingga meninggalkan dendam. Pada akhirnya, ia pun pun ditaleni jodohnya.

Sebab lainnya, adalah sengkala karena karma. Artinya, perempuan bersangkutan mendapatkan imbas dari perbuatan orang-orang terdahulu, termasuk ayah, ibu atau orang-orang yang menurunkan darah kepadanya. Apa yang diperbuat moyangnya itu menurun pada dirinya, sehingga mengakibatkan ia sangkal jodoh.

“Adapula yang karena perbuatan orang tua mereka sehingga mereka sangkal jodoh. Jika asalnya ketika berusia 23 tahun sudah memiliki jodoh, tetapi karena adanya sukerta itu, hingga usia 30 tahun lebih belum mendapatkannya.

Cara untuk menyingkirkan sengkala jodoh itu cukup banyak. Salah satunya dengan diruwat, atau dengan menjalankan sebuah ritual yang diperuntukan untuk ngudari sengkala yang sedang merundung orang yang bersangkutan. Biasanya, setelah dilakukan semacam ruwatan atau ritual, orang bersangkutan akan mendapatkan jodohnya.

Banyak sekali cara untuk menutup jodoh orang. Hampir semua orang mengenal cara ini. Cara ini bisa dikatakan sebagai sihir. Biasanya, dilakukan oleh orang-orang yang menaruh dendam, karena cintanya ditolak atau karena lamarannya ditolak. Orang yang melakukannya memang keji.
Baca Selanjutnya..

Jumat, Maret 06, 2009

Penemuan Formalin

Misteri Batu Malinkundang Terpecahkan!!! Para ilmuwan di Univeritas Oxford baru-baru ini telah memecahkan misteri batu Malinkundang di tanah Minang. Sekian lama batu yg menyerupai sosok tokoh Malinkundang tersebut, dalam cerita rakyat Minang, diyakini hanya merupakan cerita legenda belaka.

Namun para ahli sekarang telah mengetahui bhw batu tsb diawetkan dengan formula canggih - khas resep indonesia- yg kehebatannya melebihi ramuan para Mummi dari Mesir. Formula rahasia Malinkundang terkuak setelah ditemukan sisa-sia cairan yang terdapat pada botol, terkubur secara aman, tak jauh dari batu Malinkundang.

Pada label botol tersebut tertulis dengan jelas ” FOR: Malin” yg artinya ” untuk Malin”. Penduduk sektarnya - dan rakyat Indonesia pada umumnya - biasa menyebut “formalin” yaitu sebuah resep rahasia nenek moyang yg biasa digunakan utk mengawetkan mayat.
Baca Selanjutnya..

Kamis, Maret 05, 2009

SANGKURIANG

Diceritakan Raja SUNGGING PERBANGKARA pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun “CARIANG” (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama WAYUNGYANG yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama DAYANG SUMBI alias RARASATI. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu si TUMANG. Ketika sedang asyik bertenun, TOROPONG (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama SANGKURIANG.

Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta KEPALA Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka. Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah TIMUR akhirnya sampailah di arah BARAT lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan PERAHU dan TALAGA (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai CITARUM. Sangkuriang menyanggupinya.

Maka dibuatlah PERAHU dari sebuah pohon yang tumbuh di arah TIMUR, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung BUKIT TUNGGUL. Rantingnya ditumpukkan di sebelah BARAT dan mejadi Gunung BURANGRANG. Dengan bantuan para GURIANG, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan BOEH RARANG (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di SANGHYANG TIKORO dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung MANGLAYANG. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi GUNUNG TANGKUBANPARAHU.

Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di GUNUNG PUTRI dan berubah menjadi setangkai BUNGA JAKSI. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan UJUNGBERUNG akhirnya menghilang ke alam gaib (Ngahiyang).
Baca Selanjutnya..

Selasa, Maret 03, 2009

Bocah 10 Tahun Akan Hentikan Lumpur Lapindo

Jika dilihat sekilas, tidak ada yang istimewa dari seorang Mohammad Ponari, 10, warga Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh. Ia adalah bocah kelas 3 SD dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya, Kasim, 38, dan Mukaromah, 28, hanya bekerja sebagai buruh tani. Ponari mendadak jadi pusat perhatian. Setiap hari, ratusan warga terus berdatangan ke rumah bambu milik orang tuanya. Usut punya usut, beredar kabar bahwa Ponari mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Cara pengobatannya pun cukup unik. Pasien cukup meminum air putih dari rendaman sebuah batu merah pipih sebesar kepalan tangan. Praktis, batu yang ditemukan secara tidak sengaja itu dipercaya sebagai batu bertuah.
Awal penemuan batu pipih berwarna kemerahan itu terjadi sekitar sepekan lalu. Kala itu, hujan lebat mengguyur Kecamatan Megaluh dan sekitarnya. Sebagaimana bocah sebayanya, Ponari pun bermain hujan-hujanan bersama beberapa temannya. Ponari menuturkan, saat itu ada suara petir yang menggelegar. Pada saat bersamaan, kepalanya seperti ditimpuk batu. Batu kemerahan itu lalu jatuh di dekat kakinya. Siswa kelas III SD ini lalu membawa batu yang dianggapnya unik tersebut. ”Saat mengetahui bahwa batu ini yang mengenai kepala saya, batu itu langsung saya bawa pulang..
Sesampainya di rumah, Ponari langsung bercerita kepada ibunya, Mukaromah, soal batu yang telah menghantam kepalanya itu. Oleh Mbok Legi, nenek Ponari yang kebetulan mendengar cerita itu, batu tersebut langsung dibuang. Karena Mbok Legi menganggap batu itu jelmaan dari petir. ”Batu itu langsung dibuang oleh neneknya Ari (panggilan Ponari), karena dianggap sebagai watu gludhuk.
Namun saat dibuang, keanehan mulai muncul. Awalnya si nenek bermaksud membuang batu tersebut di barongan (kebun bambu) yang berjarak sekitar 100 meter di belakang rumah mereka. Namun saat si nenek belum kembali ke rumah, batu itu sudah kembali lagi ke ruang tamu dimana Ponari sedang duduk. Bahkan –entah benar atau tidak– setelah dibuang berkali-kali,batu itu tetap saja kembali ke tempat Ponari berada. Akhirnya keluarga Ponari pun membiarkan batu itu. Baru beberapa hari kemudian, ada salah satu tetangga mereka, Imam, yang mengalami sakit panas dan muntah-muntah. Tanpa disuruh, Ponari membawa batu itu dan dimasukkan ke dalam segelas air putih. Airnya lalu diminumkan pada si sakit. ”Selang beberapa jam kemudian, dia langsung sembuh total.
Kabar inilah yang kemudian tersebar dengan cepat dan didengar oleh warga sekitar. Alhasil, mereka pun berbondong-bondong datang ke rumah Ponari, untuk meminta kesembuhan lewat ”batu bertuah”, Ponari tidak begitu saja mau melayani pasien. Jika mood- nya sedang jelek, Ponari enggan mengobati pasien dan memilih bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun di balik itu, sudah ada ratusan warga yang datang berbondong-bondong ke rumah Ponari. Bahkan muncul pengakuan yang cukup menarik dari Ponari. Suatu saat, ia pernah minta kepada orang tuanya untuk diantarkan ke kawasan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo. Ia mendadak mengaku bisa menghentikan semburan lumpur yang sudah menenggelamkan beberapa desa itu. Caranya, dengan melemparkan batu itu ke arah semburan lumpur. Namun syaratnya, Ponari harus diantar orang-orang tertentu. Salah satunya adalah tetangga dekat mereka, Sumarni, yang pernah disembuhkan Ponari. ”Saya tidak tahu kenapa Ponari meminta saya agar suatu saat diantar ke lumpur Lapindo.
Manariknya Ponari sendiri tidak mau menerima uang dari hasil prakteknya. Entah apa alasannya, Ponari selalu menolak saat disodori uang oleh para pasien. Bahkan Ponari pernah marah dan ngambek tidak mau melayani pasien, saat ada orang yang memaksa memberinya uang untuk sekedar balas jasa. Kendati demikian, membludaknya pasien yang berobat ke Ponari tetap menjadi berkah bagi warga setempat. Di pintu masuk Dusun langsung disediakan kotak amal serta parkiran yang dikelola warga. Sedianya uang hasil parkiran dan kotak amal tersebut akan digunakan untuk membantu perekonomian keluarga Ponari, serta pembangunan jalan masuk dan masjid Dusun setempat.
Baca Selanjutnya..

Minggu, Maret 01, 2009

TANDA-TANDA ZAMAN AKHIR

Bencana alam, yang tidak dapat dicegah menggunakan sarana teknologi atau tindakan penanggulangan dini, menunjukkan betapa tak berdaya manusia sesungguhnya.
Dari abad ke-20, yang ditengarai sebagai "abad bencana alam", hingga kini, telah terjadi sejumlah bencana alam besar seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin tornado, badai, angin topan, angin puyuh, dan banjir, disamping tsunami, dan semua ini telah menimpakan kerusakan parah dan merenggut nyawa jutaan manusia. Ketika seseorang memikirkan fenomena luar biasa ini, dapat dipahami bahwa hal ini memiliki kemiripan dengan fenomena alam yang dinyatakan sebagai pertanda masa awal dari Zaman Akhir.
Menurut apa yang dinyatakan dalam hadits, Zaman Akhir adalah suatu masa yang akan datang menjelang terjadinya hari kiamat, dan ketika nilai-nilai Al Qur'an tersebar luas ke masyarakat. Tahap pertama dari Zaman Akhir adalah di kala manusia menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran agama, ketika peperangan semakin meningkat, dan fenomena alam luar biasa terjadi.
Demikianlah, di dalam sejumlah hadits, kota-kota dan bangsa-bangsa yang dilenyapkan dari lembaran sejarah dikabarkan sebagai tanda-tanda Zaman Akhir. Dalam hadits-hadits yang mengupas masalah tersebut Nabi kita menyatakan:
"Saat (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga ... gempa bumi menjadi sering terjadi." (Bukhari)
"Peristiwa-peristiwa besar akan terjadi di masanya [Imam Mahdi]." (Ibnu Hajar)
Baca Selanjutnya..

Jumat, Februari 27, 2009

Fenomena Alam “WAJAH”

Tiba-tiba saja pada hari jumat lalu dikejutkan dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba memburuk.. Padahal dari pagi hingga siang kemudian memasuki sore cuaca masih panas dan tenang. Namun mendadak memburuk menjelang pukul 3 sore,tiba-tiba guntur bersahutan dan angin kencang datang menerpa, kemudian disertai gerimis kecil.
Namun kejadian ini berlangsung cepat (sekitar 40 menit saja).
Saat itu sekitar jam 3 sore lewat sedikit saya baru saja pulang, tetapi saat melihat banyak orang memandang ke langit, saya jadi bengong sendiri ada apa gerangan..
Nah, saat saya melihat ke atas, tepatnya pada matahari yang sudah tertutup awan, terlihat sebuah fenomena alam yang sangat aneh. Aku melihat 3 warna pada langit. Lapisan bawah awan kelabu, lapisan kedua warna merah dan lapisan ketiga warna putih.Namun sebelumnya, mereka yang melihat fenomena ini mengatakan awalnya bentuk awan ini menyerupai seekor naga, namun karena tiupan angin kemudian menjelma menjadi wajah seseorang.
Pertanda apakah ini gerangan? Mungkin yang di Atas Sana Sedang menunjukkan kebesaran-Nya...
Baca Selanjutnya..

Kamis, Februari 26, 2009

Khasiat permata

BANYAK orang percaya dalam batu-batu perhiasan atau permata terdapat "penghuni gaib" yang membuat batu itu bertuah. Tak heran jika seseorang rela mengeluarkan uang hingga bejuta-juta karena menginginkan keberuntungan yang konon muncul karena ia mengenakan batu tersebut. Ada alasan lebih rasional dan ilmiah tentang khasiat batu ini ketimbang sekadar memercayai di dalam batu tersebut ada qadamnya.
Pada dasarnya, hampir semua batuan dapat digunakan untuk pengobatan karena masing-masing mengandung getaran elektromagnetik, beberapa di antaranya :

1. Zamrud

Kandungan kimia Zamrud yang berwarna hijau ini adalah silica, alumunium, soda, dan magnesium. Karena warnanya yang menarik zamrud banyak disukai orang untuk digunakan sebagai perhiasan. Zamrud sangat baik untuk mengatasi penyakit hati (liver) dan masalah di bagian kepala. Orang yang pelupa cocok untuk mengenakannya. Zamrud juga dipercaya mampu mengatasi kencing manis atau penawar sengatan/gigitan binatang berbisa. Zamrud (Be 3 Al 2 SiO 6) adalah batu permata atau batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua. Zamrud termasuk mineral silikat beril (mengandung beryllium) dan warna hijaunya disebabkan oleh kelumit kromium. Adanya vanadium dan besi yang menyertai kelumit kromium akan menyebabkan ragam zona pada warna hijau tersebut.
Kekerasan zamrud termasuk tinggi (7,5 dalam skala Mohr).
Variasi warna : hijau segar, hijau - kekuningan, hijau - kebirua.
Kadar transparasi : transparan, translusan.
Kilap polis : kilap - kaca.
Index bias : 2,67 - 2,78.
Formula kimia : Be 3 Al 2 SiO 6.
Sistem kristal : Heksagonal.
Penghasil zamrud kualitas tinggi adalah Kolombia, Siberia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Australia dan Brazil. Banyak batu-permata berwarna hijau, tetapi hijau jamrud-lah yang dianggap paling mempesona. Sebagai mineral, jamrud termasuk kelompok jenis beril. jenis beril ini sebenarnya ada juga yang berwarna biru, kuning dan merah -- tetapi hanya warna hijaulah yang sejuk dan teduh itulah yang membuatnya bisa tampil sejajar dengan batu-permata-mulia lainya. Uniknya, mayoritas mineral jamrud terlahir dengan membawa ciri khas alami berupa retakan-retakan ataupun serat-serat sehingga kalau bisa menemukan satu yang berwarna bagus dan berbodi mulus...lha, ini dia! Mau tau harganya? dipasar bebas sebentuk jamrud nyaris sempurna dan berukuran besar bisa dinilai di atas US$ 10,000.00 per karatnya! Sebagai batu-permata, jamrud tampak paling anggun dan ideal bila diasah model faset dalam bentuk potongan persegi-empat atau potongan-jamrud (emera-cut), sehingga dia sangat digandrungi oleh kaum pria yang akan merasa bangga kalau dapat memakainya sebagai mata cincin dengan ditretes intan-berlian pada bagian pinggirnya. Mantap lah rasanya.
Aura batu : Menciptakan suasana sejuk, aman dan nyaman, menjaga kesegaran jasmani dan rohani.
Relevansi profesi : Praktis bidang kesehatan,agrobis lingkungan-hidup.
Special Emerald/Zamrut : Menstimulasi visi dan pemahaman yang jelas

2. Pirus ("turquoise")

Pirus sebenarnya bukan 100% batu, namun merupakan campuran tanah, kapur, dan batu. Kandungan kimia pirus terdiri dari alumunium silicate dan hydrated phosphate. Pirus bermanfaat untuk mengatasi penyakit paru-paru, syaraf, mata, penyakit di kerongkongan. Pirus pun mampu menguatkan jantung, memperbaiki peredaran darah, keracunan dalam darah, dan memulihkan tenaga.

3. Batu akik

Batu akik sering dikenakan sebagai perhiasan oleh kaum lelaki. Batu akik inilah yang acap dipercaya mengandung "penghuni gaib". Lebih dari 1.600 tahun lalu tentara Roma menghancurkan batu akik sampai lembut, lalu dicampur dengan air dan direbus, digunakan untuk mengobati penyakit ginjal dan limpa. Malah, ahli pengobatan dari Arab menggunakan bubuk batu akik untuk menghentikan perdarahan dan luka dalam. Bagi yang mengenakannya, batu akik dapat memberikan ketenangan dan mengatasi masalah sukar tidur.

4. Berlian

Berlian dipercaya sebagai master dari segala penyembuhan penyakit. Ia memiliki kekuatan untuk penyucian dan keseimbangan cleansing and balancing) badan. Batu permata ini digunakan untuk menguatkan semua organ di dalam badan, terutama empedu dan ginjal. Berlian juga baik untuk kesehatan usus kecil, kekuatan tulang, kelenjar pineal, dan baik untuk mengaktifkan kelenjar timus. Ada juga orang yang percaya berlian dapat digunakan untuk detoksifikasi atau pengeluaran racun dari tubuh.
Namun perlu diingat, berlian yang belum diproses justru lebih ampuh untuk pengobatan ketimbang yang sudah diproses menjadi perhiasan yang indah. Pemotongan berlian sedikit banyak akan memisahkan atom-atomnya dan memengaruhi getaran yang sudah ada.

5. Mutiara

Pada abad ke-17 ahli pengobatan menggunakan serbuk mutiara yang dicampur dengan air minum sebagai penyembuh penyakit jantung dan keracunan makanan. Serbuk mutiara amat baik untuk mengatasi sakit mata, saluran jantung, TBC, demam, insomnia, dan asma," Kini, serbuk mutiara juga digunakan untuk campuran kosmetik. Mutiara bermanfaat untuk menjadikan kulit halus.

6. Blue Safir

Safir ( Bahasa Ibrani : sapir ) adalah bentuk kristal tunggal aluminium oksida (Al2O3 ), suatu mineral yang dikenal sebagai korundum . Safir dapat ditemukan secara alami sebagai batu permata atau difabrikasi pada boule kristal besar untuk berbagai keperluan, termasuk komponen optik inframerah , permukaan jam, jendela yang kuat, dan wafer untuk deposisi semikonduktor seperti nanorod GaN.
Kelompok korundum termasuk aluminium murni. Sejumlah kecil unsur lain seperti besi , titanium , dan kromium memberikan warna biru, kuning, merah muda, ungu, jingga, atau kehijauan terhadap safir. Safir termasuk semua variasi kualitas mineral korundum kecuali yang memiliki warna merah jenuh penuh, yang dikenal sebagai rubi.
Karakteristiknya :
Variasi warna : Biru, ungu, kuning, oranye, hitam, bening.
Kadar Transparasi : Transparan, translusan, opak.
Kilap Polis : Kilap-intan.
Index Bias : 1,766 - 1,774.
Kadar Keras : 9.
Berat Jenis : 3,47 - 3,55.
Formula Kimia : Al2O3.
Sistim Kristal : Heksagonal.
Wilayah Penghasil : Srilangka, Thailand, Myanmar, Amerika Serikat, Australia.
Relevansi Profesi :
- Priktisi bidang keilmuan,
- perdagangan,
- wirausaha dan eksekutif.
Aura Batu :
- Mengembangkan daya pikir,
- menumbuhkan inspirasi,
- optimisme serta harapan baru.
Peredam penyakit batin Membawa damai dan tenteram batin.yang lebih spesifik..PENGEKAL ASMARA ...


7. Kecubung Asihan

Sekilas tentang kecubung (amethis) Lokasi Ditemukannya Kecubung Di Indonesia Kecubung banyak ditemukan di daerah kalimantan tapi juga ada di daerah daerah lain seperti jawa barat. Selain di Indonesia, Kecubung atau Amethyst ditemukan juga di Brazil, Canada, India, Russia, Madagascar, Namibia, Sri Lanka dan Amerika (Colorado, Georgia, Montana, North Carolina, Pennsylvania, Rhode Island, Virginia). Amethyst adalah lambang Batu Permata dari negara bagian South Carolina-USA (US State Gemstone of South Carolina) dan dari negara bagian Ontario-Canada (Canadian State Gemstone of Ontario, Canada).
Cara Merawat & Menyimpan Kecubung
Bersihkan Kecubung atau Amethyst anda di alat pembersih perhiasan ultrasonic atau dapat pula dengan menggunakan air hangat yang sudah diberi sedikit sabun khusus, kemudian sikatlah perlahan dengan sikat berbulu halus. Jaga jangan sampai Amethyst anda terkena panas atau sinar matahari yang sangat terik dalam waktu lama karena warna batu akan memucat.

Beberapa Kegunaan Kecubung
Di Indonesia kecubung selain sebagai batu perhiasan juga sering dianggap sebagai batu yang bertuah atau berkhasiat, contoh nya ada lah ke cubung hasian yang di percaya mempunyai khasiat untuk mendapat kan simpati dari orang lain dan juga orang menjadi tidak ingin berbuat jahat kepada si pemakai batu tersebut. Tetapi menurut kepercayaan untuk membuat batu tersebut berkhasiat, harus di olah secara alami, atau tidak menggunakan alat alat modern, seperti gerinda atau obat pemoles lainnya, umum nya mereka menggosok nya dengan menggunakan bambu ( bisa bambu hitam atau bambu biasa ), dan terkadang si pembuat juga berpuasa. Selain itu Kecubung juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan bathin/spiritual serta kewaspadaan intuitif seseorang. Juga digunakan untuk meredakan sakit kepala.Legenda mengatakan, menggunakan Amethyst atau minum dari cawan yang terbuat darinya, akan mencegah terjadinya keracunan. (Boleh per caya atau tidak).
Baca Selanjutnya..

Rabu, Februari 25, 2009

SEDULUR PAPAT LIMO PANCER

Mengambil dari Kitab Kidungan Purwajati tulisannya dimulai dari lagu Dhandanggula yang bunyinya sebagai berikut:

Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang.

Pada lagu diatas, disebutkan bahwa “Saudara Empat” itu adalah Marmati, Kawah, Ari – ari (plasenta/ tembuni) dan Darah yang umumnya disebut Rahsa. Semua itu berpusat di Pusar yaitu berpusat di Bayi. Jelasnya mereka berpusat di setiap manusia. Mengapa disebut Marmati, kakang Kawah, Adhi Ari – Ari, dan Rahsa? Marmati itu artinya Samar Mati (Takut Mati)! Umumnya bila seorang ibu mengandung sehari - hari pikirannya khawatir karena Samar Mati. Rasa khawatir tersebut hadir terlebih dahulu sebelum keluarnya Kawah (air ketuban), Ari – ari, dan Rahsa. Oleh karena itu Rasa Samar Mati itu lalu dianggap Sadulur Tuwa (Saudara Tua). Perempuan yang hamil saat melahirkan, yang keluar terlebih dahulu adalah Air Kawah (Air Ketuban) sebelum lahir bayinya, dengan demikian Kawah lantas dianggap Sadulur Tuwa yang biasa disebut Kakang (kakak) Kawah. Bila kawah sudah lancar keluar, kemudian disusul dengan ahirnya si bayi, setelah itu barulah keluar Ari – ari (placenta/ tembuni). Karena Ari – ari keluar setelah bayi lahir, ia disebut sebagai Sedulur Enom (Saudara Muda) dan disebut Adhi (adik) Ari-Ari. Setiap ada wanita yang melahirkan, tentu saja juga mengeluarkan Rah (Getih=darah) yang cukup banyak. Keluarnya Rah (Rahsa) ini juga pada waktu akhir, maka dari itu Rahsa itu juga dianggap Sedulur Enom. Puser (Tali pusat) itu umumnya gugur (Pupak) ketika bayi sudah berumur tujuh hari. Tali pusat yang copot dari pusar juga dianggap saudara si bayi. Pusar ini dianggap pusatnya Saudara Empat. Dari situlah muncul semboyan ‘Saudara Empat Lima Pusat’

Keempat nafsu yang digambarkan oleh ke empat hewan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Amarah : Bila manusia hanya mengutamakan nafsu amarah saja, tentu akan selalu merasa ingin menang sendiri dan selalu ribut/ bertengkar dan akhirnya akan kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, sabar adalah alat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Supiyah / Keindahan : Manusia itu umumnya senang dengan hal hal yang bersifat keindahan misalnya wanita (asmara). Maka dari itu manusia yang terbenam dalam nafsu asmara/ berahi diibaratkan bisa membakar dunia.
Aluamah / Serakah : Manusia itu pada dasarnya memiliki rasa serakah dan aluamah. Maka dari itu, apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan manusia bisa merasa ingin hidup makmur sampai tujuh turunan.
Mutmainah / Keutamaan : Walaupun nafsu ini merupakan keutamaan atau kebajikan, namun bila melebihi batas, tentu saja tetap tidak baik. Contohnya: memberi uang kepada orang yang kekurangan itu bagus, namun apabila memberikan semua uangnya sehingga kita sendiri menjadi kekurangan, jelas itu bukan hal yang baik.

Maka dari itu, saudara empat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain, yaitu harus selalu menang atas mereka sehingga bisa mengatasinya. Kalau Manusia bisa dikalahkan oleh saudara empat ini, berarti hancurlah dunianya. Sebagai Pusat, manusia harus bisa menjadi pengawas dan menjadi patokan. Benar tidaknya silakan anda yang menilai.

SEDULUR PAPAT LIMA PANCER DAN SISTEM KEMALAIKATAN.

Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il.
Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu:
Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah.

Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan. Jabr' El
kekuatan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi.Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah N.Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir.Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang.Jibril akan menuntunmanusia kejalan yang benar.., yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminya, membersihkan hatinya.Jibril lah yang menambahdaya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi. Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia Lainya yaitu Mikail isrofil Ijroil... Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain.
Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang ( saudara tua ) si bayi.
begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat.secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim


Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh. Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yang memayungi sang janin sampai ketempat tujuan dialah yang memberikan keamanan menyalurkan makanan dan kenyamanan pada janin dengan ari-ari ini kehidupan berlangsung dalam janin.
Exsistensi Ari-ari ini disejajarkan dengan malaikat Israfil Dalam kelahiran janin, Ari-ari diterima sebagai saudara muda ( adik ). Meskipun jasadnya telah tak ada lagi ari-ari tetap memberikan perlindungan bagi manusia setelah dilahirkan,dari sisi keberadaanya malaikat Israfil dicipta terlebih dahulu dari pada malaikat Mikail dan Jibril As. Israfil diyakini sebagai Pelita Hati Bagi manusia agar hatinya tetap terang, Itulah sebabnya sejahat-jahatnya manusia masih ada secercah cahaya dalam hatinya tetap ada kebaikan yang dimilikinya meski hanya sebesar debu...

ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan. Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk. Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin. Subhanallah.. dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya.. Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.

Ke Empat adalah Malaikat Ijroil. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya.. Dalam konsep sedulur papat Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya.. bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar..Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..? apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang maumati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..Ijroil disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Ijroil bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi.
Jika ajal telah sampai maka Ijroil mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya.
Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai lak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia.. loh kok gitu yaa..?
Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib..Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang..Semua saudara gaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh.. dan Tidak Kasat Mata..

Ada kutipan Ayat dalam Al-Quran yang perlu di simak..

" In Kullu nafsin lamma alayha hafizh" > 'Setiap diri niscaya ada penjaganya'
Atau" Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun" >' Dialah yang berkuasa atas semua hambanya. Dan dia mengutus kepada kalian Penjaga-Penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan kami itu mewafatkannya tanpa keliru"

Simbolisasi sedulur papat limo pancer dalam perwayangan :

Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih).Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat.
Mengapa peranan Semar dan anak-anaknya sangat menentukan keberhasilan suatu kehidupan? Semar merupakan gambaran penyelenggaraan Illahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peranan Semar, maka tokoh Semar dilengkapi dengan tiga tokoh lainnya. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehati-hatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras. Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya).
Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya
Baca Selanjutnya..

Selasa, Februari 24, 2009

seks bertujuan pesugihan

Sebenarnya bukan hal baru aktifitas seks untuk tujuan pesugihan. Anda tentu mengenal: Gunung Kemukus di Sragen, Jawa tengah. Di tempat itu, ratusan orang berlainan jenis yang baru dikenalnya tidak segan-segan melakukan hubungan intim. Tujuannya, bukan untuk kesenangan seks, melainkan mendapatkan kekayaan materi atau pesugihan.
Konon mereka harus berganti pasangan hingga 7 kali (7kali datang ke kemukus).
Tetapi aktifitas seks untuk tujuan semacam itu agaknya tidak terjadi di lereng gunung saja, melainkan merambah juga di kota besar. Yang agak berbeda, pelaku yang ingin memperoleh pesugihan adalah wanita-wanita karir. Mereka melakukannya agar karir pekerjaannya meningkat, ekonomi makin melimpah dan kebutuhan seks pun terpenuhi.
Namun, mereka tetap dapat memilih pria yang ingin dijadikan teman tidurnya. Tentu saja pilihannya jatuh pada pria macho, atletis dan penis besar.
Uniknya, sebelum aktifitas senggama dilakukan, para wanita itu terlebih dahulu melakukan sebentuk ritual mengikuti saran yang diterimanya dari sang dukun. Nah! ritual ini terkadang juga harus mengikutsertakan prianya.
Andaikan pria itu ketakutan atau menolak ikut ritual, dipastikan dia akan ditendang keluar kamar. Para wanita itu akan segera mencari pria lain.
Seperti apakah ritual itu? pokoknya ada deh
Baca Selanjutnya..