Photobucket

Selasa, Januari 27, 2009

Pusaran Angin dan Angin Janda di Perairan Batu Roro Majene

Menyebut nama perairan Batu Roro,keangkeran terbesit di pikiran nelayan Mandar, Cerita mistis pun mengiringi peristiwa terbalik hingga tenggelamnya kapal di perairan itu. Nelayan di Majene meyakini beberapa kilometer dari bibir pantai Tanjung Batu Roro tidak aman untuk aktivitas mencari ikan.selain gelombang yang cukup besar dan tinggi, pusaran air juga sering terbentuk diperairan tersebut. Warga lingkungan Cilallang, Kelurahan Pangali-ali mengatakan, Ikan berbagai jenis memang sangat banyak di sekitar perairan itu, “tapi tidak banyak yang berani cari ikan karena ombak di sana sangat besar.
Nelayan lebih memilih melaut di perairan Malunda , Pamboang, Rangas, atau lebih memilih ke perairan Mamuju.Rumpon ikan juga banyak dipasang nelayan di sekitar perairan itu. Pusaran air itu terbentuk akibat pertemuan arus dari barat yang bertemu dengan arus balik dari timur di perairan Majene. Kondisi ini juga yang membuat ketinggian Ombak bisa mencapai hingga 4-5 meter meskipun angin tidak bertiup kencang.
Nelayan Majene memiliki pengalaman mistik disekitar perairan itu, pernah ada yang melihat sesuatu yang menyerupai tumpukan kayu mirip rumah, kayak masjid di laut itu. Sehingga nelayan yang melintas di perairan itu tidak pernah berani untuk sekedar buang air kecil. Pantangan itu harus di lakukan jika tidak ingin menemukan bahaya di perjalanan.
Perairan Batu Roro merupakan jalur pelayaran internasional yang cukup ramai dilalui kapal besar maupun kecil. Namun untuk kapal nelayan yang melintas dari arah mamuju ke Majene maupun sebaliknya, biasanya memilih berlayar sekira 20 meter dari pantai, selain arus dan gelombang yang besar di perairan Majene, para nelayan juga memiliki waktu tertentu yang cukup berbahaya untuk aktivitas melaut.
Pada juli hingga agustus, nelayan Majene mengenal angin Janda. Biasanya nelayan Majene tidak berani mengambil resiko untuk melaut terlalu jauh pada bulan tersebut , Jangan pernah melaut terlalu jauh dari pantai saat angin janda bertiup. Apalagi jika melaut di perairan Batu Roro pada bulan tersebut, jika tidak memiliki nyali yang besar atau tidak berhati-hati, maka bersiaplah istri di rumah menjadi janda, kapal yang terbalik, jarang yang selamat. Saking seringnya angin Janda yang bertiup di perairan itu menelan korban, sebuah lagu yang bercerita tentang angin itupun tercipta.Apalagi sudah banyak istri nelayan yang harus kehilangan suami akibat angin Janda itu.
Angin Janda para Nelayan sering menyebutnya angin kapuakang adalah angin yang arahnya dari barat daya. Angin ini cukup kencang tembusannya dan sering disertai gelombang yang ganas pada januari hingga Maret. Pada bulan-bulan tersebut, tidak banyak nelayan yang melaut hingga melebihi satu kilo dari bibir pantai, Apalagi jika sudah disertai dengan hujan deras dan angin kencang.
Tanjung Batu Roro ombak dan arusnya sangat besar. Nelayan tradisional menganggap wilayah perairan itu sangat angker,sehingga biasanya orang suka lempar telur dengan alasan agar terhindar dari bahaya . Cuaca yang sering mengalami perubahan secara ekstrem juga sangat mempengaruhi tekanan angin dan gelombang disekitar perairan ini, perubahan angin secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan perubahan gelombang menjadi besar.

2 komentar:

  1. Angin janda ? wuih asyik tenan... buat penggemar rondo alias janda.. hehehe.. ok juga pak blognya...

    BalasHapus
  2. Pagi para sahabat nelayan.disini saya mau menawar kan barang kali ada yang mmembutuhkan perlengkapan alat tangkap ikan berupa tali rumpon bisa hubungi saya langsung di no hp 082379070732.karna disini saya yang berproduksi langsung dan tali yg saya produksi ada 3 macam tali
    1 Tali rapiah
    2 tali plastik pp
    3 tali sol
    Barang kali minat bisa hubungi saya langsung.
    Trimakasih

    BalasHapus