Sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, berada di jalur pantai utara timur Jawa Tengah, yaitu di antara (Semarang-Surabaya) berada 51 km sebelah timur Kota Semarang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kab. Pati di timur, Kab. Grobogan dan Kab. Demak di selatan, serta Kab.Jepara di barat. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di Jawa Tengah, juga di kenal sebagai kota santri yang menjadi pusat perkembangan agama islam pada abad pertengahan hal itu dapat dilihat dari terdapatnya 2 makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria. Sebagian besar wilayah Kab. Kudus adalah dataran rendah, sebagian wilayah utara terdapat pegunungan (Pegunungan Muria), dengan puncaknya Gunung Sutorenggo (1.602 meter), Gunung Rahtawu (1.522 meter), dan Gunung Argojembangan (1.410 meter). Sungai terbesar adalah Kali Serang yang mengalir di sebelah barat,membatasi Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak.
Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu. Dilihat dari peluang investasi bidang pariwisata di Kab Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis juga ikut memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber merupakan buah lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam hal seni dan budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan daerah lain. Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan produk bordir dan gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus diharapkan mampu menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus.
Perkembangan perekonomian di kudus tidaklah lepas dari pengaruh perindustrian. Beberapa perusahaan industri besar yang ada di kudus adalah PT. Djarum, PT. Petra, PR. Sukun, PT. Nojorono, PT.Hartono Istana Electronic (d/h Polytron), PT. Pura, PT. Kudus, dan ribuan perusahaan industri kecil dan menengah.
Makanan dan jajanan khas Kudus
1. Sate Kerbau: sate yang terbuat dari daging kerbau. Daging disajikan tidak dalam bentuk biasanya, tetapi daging dipotong dan dicincang halus dan dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, kelapa (srundeng) dan kacang, rasanya mirip dengan dendeng.
2. Jenang Kudus: orang biasanya memanggil "dodol" tapi dengan tekstur dan rasa berbeda dengan dodol yang ada.
3. Lentog: makanan khas pagi orang kudus terdiri dari tahu semur , telur , lontong dan sayur lodeh (buah nangka muda).
4. Ayam Bakar Colo: ayam bakar kampung khas yg ada hanya di pegunungan Colo disajikan biasanya dengan pecel bunga turi dan daun pakis pegunungan
5. Ayam goreng Kliwon Kasmini : makanan malam orang Kudus terdiri dari tahu semur dan ayam goreng dengan bumbu khas.
6. Soto Kudus: soto di Kudus terkenal hanya dua macam, soto ayam (pak Denuh - pak Karjin - Bu Jatmi) dan soto kerbau (Karso-karsi - pak Di). Berbeda dengan soto-soto lainnya, soto kudus cenderung berasa manis dan sedikit lebih encer.
7. Tahu Telur: hampir sama dengan tahu telor magelang atau tahu gimbal Semarang.
8. Opor Panggang: Opor ayam yang kemudian dipanggang, disajikan dengan beberapa lauk tambahan. Makanan ini juga hanya tersedia di pagi hari.
9. Sate Kambing Pekeng: Sate kambing yang dijual di daerah yang bernama pekeng ada beberapa warung disitu al.warung Sarni & Bagong ,mulai buka +/- pk.11.00 kalau anda suka hati kambing saja datang lebih awal.
JENANG KUDUS
Kudus bukan hanya tersohor sebagai kota sigaret kretek. Di kota kecil nan asri ini, berdiri perusahaan besar raksasa sekelas PT Djarum dan PT Pura Barutama. Selain itu berdiri industri kecil dan menengah yang jumlahnya sangat banyak.
Jenang Kudus kini bukan hanya melebarkan sayap pemasarannya di pasar domestik, pasar negara lain juga dirambah. PT Mubarokfood Cipta Delicia, produsen jenang dengan merek Sinar 33, Viva, Mubarok, dan Mabrur ini bisa disebut paling terkemuka.
Dan hebatnya, gerai jenang dan makanan kecil di Kudus tidak pernah sepi pembeli. Jenang Kudus menjadi buah tangan paling menyenangkan untuk dibawa pulang.
Jenang ini dapat langsung diperoleh dari produsennya antara lain : PT Mubarok food Cipta Delicia di Jalan Sunan Muria, Kudus, PT Menara Jenang atau PT Karomah di Jln Sosrokarsono,Kudus.
Pabrik rokok kudus
Kunjungan ke pabrik Djarum di Kudus, memberikan gambaran bertapa sulitnya memproses rokok hingga bisa dinikmati pelanggan. Rokok produksi PT. Djarum biasa disebut rokok kretek. Rokok kretek merupakan rokok asli Kota Kudus. Campuran cengkeh dengan tembakau inilah yang menjadi ciri khas rokok kretek. Riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar 1870-1880-an. Awalnya, penduduk asli kudus ini merasa sakit pada bagian dada karena asma. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Sakitnya reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya. Djamari merasa sakitnya hilang. Karena Cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi “kemeretek”, maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan “rokok kretek”. Pada awalnya, rokok di Indonesia hanya dibuat di rumah, dilinting dan dibungkus dengan kulit jagung.
Haji Jamhari wafat sebelum dapat meraup kekayaan dari rokok kretek. Hal ini justru diteruskan oleh seorang warga Kudus lain, yaitu Nitisemito. Ia mengubah industri rumahan tersebut menjadi produksi massal dengan cara yang cukup modern. Pertama, ia menciptakan mereknya sendiri, yaitu Bal Tiga, dan membangun citra merek tersebut. Nitisemito melancarkan kampanye pemasaran yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Label-label yang cantik dicetaknya dan berbagai hadiah diberikan secara cuma-cuma kepada perokok setianya bila mereka menyerahkan bungkus kosong produknya. Kedua, ia mulai mengerjakan berbagai tugas dalam perusahaannya. Misalnya ada pihak yang menangani para pekerja, sedangkan Nitisemito menyediakan tembakau, cengkeh dan sausnya. Cara seperti ini terus berkembang hingga pertengahan abad ke-20.
PT. Djarum juga merupakan penerus dari industri rokok kretek. Perusahaan rokok kretek Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan pada 25 Agustus 1950. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau pada tahun 1967.
Jika dilihat dari sejarahnya, maka sudah tidak diragukan lagi rokok kretek adalah warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Walau bagaimanpun industri rokok kretek telah menyerap tenaga kerja dan memberi kehidupan masyarakat sekitarnya. Lindungi terus ciri khas budaya bangsa kita jangan sampai hilang atau diambil bangsa lain.
Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kudus merupakan daerah industri dan perdagangan dimana sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB. Jiwa dan semangat wirausaha masyarakat diakui ulet, semboyan jigang (ngaji dagang) yang dimiliki masyarakat mengungkapkan karakter dimana disamping menjalankan usaha ekonomi juga mengutamakan mencari ilmu. Dilihat dari peluang investasi bidang pariwisata di Kab Kudus terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata religi. Bidang agrobisnis juga ikut memberikan citra pertanian Kudus. Jeruk Pamelo dan Duku Sumber merupakan buah lokal yang tidak mau kalah bersaing dengan daerah lain. Dalam hal seni dan budaya, Kudus mempunyai ciri khas yang membedakan Kudus dengan daerah lain. Diantaranya adalah seni arsitektur rumah adat Kudus, kekhasan produk bordir dan gebyog Kudus. Keanekaragaman potensi yang dimiliki Kudus diharapkan mampu menarik masyarakat luar untuk bersedia hadir di Kudus.
Perkembangan perekonomian di kudus tidaklah lepas dari pengaruh perindustrian. Beberapa perusahaan industri besar yang ada di kudus adalah PT. Djarum, PT. Petra, PR. Sukun, PT. Nojorono, PT.Hartono Istana Electronic (d/h Polytron), PT. Pura, PT. Kudus, dan ribuan perusahaan industri kecil dan menengah.
Makanan dan jajanan khas Kudus
1. Sate Kerbau: sate yang terbuat dari daging kerbau. Daging disajikan tidak dalam bentuk biasanya, tetapi daging dipotong dan dicincang halus dan dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, kelapa (srundeng) dan kacang, rasanya mirip dengan dendeng.
2. Jenang Kudus: orang biasanya memanggil "dodol" tapi dengan tekstur dan rasa berbeda dengan dodol yang ada.
3. Lentog: makanan khas pagi orang kudus terdiri dari tahu semur , telur , lontong dan sayur lodeh (buah nangka muda).
4. Ayam Bakar Colo: ayam bakar kampung khas yg ada hanya di pegunungan Colo disajikan biasanya dengan pecel bunga turi dan daun pakis pegunungan
5. Ayam goreng Kliwon Kasmini : makanan malam orang Kudus terdiri dari tahu semur dan ayam goreng dengan bumbu khas.
6. Soto Kudus: soto di Kudus terkenal hanya dua macam, soto ayam (pak Denuh - pak Karjin - Bu Jatmi) dan soto kerbau (Karso-karsi - pak Di). Berbeda dengan soto-soto lainnya, soto kudus cenderung berasa manis dan sedikit lebih encer.
7. Tahu Telur: hampir sama dengan tahu telor magelang atau tahu gimbal Semarang.
8. Opor Panggang: Opor ayam yang kemudian dipanggang, disajikan dengan beberapa lauk tambahan. Makanan ini juga hanya tersedia di pagi hari.
9. Sate Kambing Pekeng: Sate kambing yang dijual di daerah yang bernama pekeng ada beberapa warung disitu al.warung Sarni & Bagong ,mulai buka +/- pk.11.00 kalau anda suka hati kambing saja datang lebih awal.
JENANG KUDUS
Kudus bukan hanya tersohor sebagai kota sigaret kretek. Di kota kecil nan asri ini, berdiri perusahaan besar raksasa sekelas PT Djarum dan PT Pura Barutama. Selain itu berdiri industri kecil dan menengah yang jumlahnya sangat banyak.
Jenang Kudus kini bukan hanya melebarkan sayap pemasarannya di pasar domestik, pasar negara lain juga dirambah. PT Mubarokfood Cipta Delicia, produsen jenang dengan merek Sinar 33, Viva, Mubarok, dan Mabrur ini bisa disebut paling terkemuka.
Dan hebatnya, gerai jenang dan makanan kecil di Kudus tidak pernah sepi pembeli. Jenang Kudus menjadi buah tangan paling menyenangkan untuk dibawa pulang.
Jenang ini dapat langsung diperoleh dari produsennya antara lain : PT Mubarok food Cipta Delicia di Jalan Sunan Muria, Kudus, PT Menara Jenang atau PT Karomah di Jln Sosrokarsono,Kudus.
Pabrik rokok kudus
Kunjungan ke pabrik Djarum di Kudus, memberikan gambaran bertapa sulitnya memproses rokok hingga bisa dinikmati pelanggan. Rokok produksi PT. Djarum biasa disebut rokok kretek. Rokok kretek merupakan rokok asli Kota Kudus. Campuran cengkeh dengan tembakau inilah yang menjadi ciri khas rokok kretek. Riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar 1870-1880-an. Awalnya, penduduk asli kudus ini merasa sakit pada bagian dada karena asma. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Sakitnya reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya. Djamari merasa sakitnya hilang. Karena Cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi “kemeretek”, maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan “rokok kretek”. Pada awalnya, rokok di Indonesia hanya dibuat di rumah, dilinting dan dibungkus dengan kulit jagung.
Haji Jamhari wafat sebelum dapat meraup kekayaan dari rokok kretek. Hal ini justru diteruskan oleh seorang warga Kudus lain, yaitu Nitisemito. Ia mengubah industri rumahan tersebut menjadi produksi massal dengan cara yang cukup modern. Pertama, ia menciptakan mereknya sendiri, yaitu Bal Tiga, dan membangun citra merek tersebut. Nitisemito melancarkan kampanye pemasaran yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Label-label yang cantik dicetaknya dan berbagai hadiah diberikan secara cuma-cuma kepada perokok setianya bila mereka menyerahkan bungkus kosong produknya. Kedua, ia mulai mengerjakan berbagai tugas dalam perusahaannya. Misalnya ada pihak yang menangani para pekerja, sedangkan Nitisemito menyediakan tembakau, cengkeh dan sausnya. Cara seperti ini terus berkembang hingga pertengahan abad ke-20.
PT. Djarum juga merupakan penerus dari industri rokok kretek. Perusahaan rokok kretek Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan pada 25 Agustus 1950. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau pada tahun 1967.
Jika dilihat dari sejarahnya, maka sudah tidak diragukan lagi rokok kretek adalah warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Walau bagaimanpun industri rokok kretek telah menyerap tenaga kerja dan memberi kehidupan masyarakat sekitarnya. Lindungi terus ciri khas budaya bangsa kita jangan sampai hilang atau diambil bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar